Senin, 01 Oktober 2012

Perempuan yang Baik Hanya Untuk Laki-laki yang Baik???


Banyak pertanyaan dari sebagian ikhwah tentang hal ini, apakah pernyataan topik di atas ini tepat?. Mungkin jawabannya bisa ia atau tidak, tergantung kita menyikpanya. Landasan ayat yang sering digunakan hujjah adalah terdapat pada surat An-Nur ayat 26 yang artinya :

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji (pula). Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula) dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang (menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia”

Inilah ayat yang sering dijadikan landasan dan dalil bahwa perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik pula. Di sisi lain kita melihat realita sejarah yang bereseberangan dengan ayat ini yakni istri-istri Nabi yang durhaka. Seperti istri nabi Nuh AS, istri Nabi Luth yang semuanya adalah orang-orang yang durhaka. Termasuk kita membaca  bahwa istri Fir’aun yakni Siti Asiah merupakan tipe wanita shalihah dan beriman kepada Allah SWT. Begitupun di masa kita banyak terjadi yang tidak ideal menurut pandangan kita sendiri, misalnya seorang wanita yang shalihah namun mendapatkan suami yang kurang shalih begitu pula sebaliknya.

Jika dilihat dari Asbabun Nuzulnya, ayat ini menjelaskan tentang kesucian Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘Anha yang difitnah oleh orang-orang munafik dengan Shafwan bin Al-Mu’athal. Sehingga dengan fitnahan yang dilontarkan oleh kaum munafik jiwa Rasulullah SAW. Terguncang begitu pula dengan ayahnya Abu Bakar RA. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya (yaitu ayat ini) yang menyatakan bahwa Aisyah adalah wanita yang baik lagi suci dari tuduhan-tuduhan keji tersebut. (Sebagaimana dijelaskan Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazaairi dalam Tafsirnya).

Mengomentari ayat diatas Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi  menyatakan bahwa ayat ini jangan disalah fahami maknanya bahwa dengan sendirinya seseorang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula. Namun ayat ini merupakan pengkondisian terhadap orang-orang yang Beriman agar selalu memilih yang terbaik untuk menjadi pendamping hidupnya, baik laki-laki ataupun perempuan. Banyak ayat-ayat yang serupa yang ada dalam Al-Qur’an termasuk ayat yang menyatkan bahwa kota Mekkah akan aman. Namun kadangkala di Makkah terjadi huru-hara atau kejadian yang lainnya seperti banjir dan musibah alam yang lainnya. Ayat- ayat tersebut memerintahkan supaya orang-orang yang beriman selalu menjaga keamanan dan tidak membuat kerusakan di Kota Makkah (pengkondisian Allah terhadap orang-orang beriman).
Termasuk masalah pendamping hidup jangan sampai kita salah memahami ayat ini (surat An-Nur ayat 26) yakni dengan sendirinya seseorang yang shalih dan shalihah akan selalu bertemu dalam sebuah perjodohan dan ikatan suci pernikahan, tidak demikian.  Oleh sebab itu maka pilihlah pendamping hidup yang terbaik dengan cara memilihnya, yakni berikhtiar dan berdoa kepada Allah. Hal yang terbaik bisa dilakukan dengan istikharah (baik berdoa kedapa Allah untuk diberikan pilihan yang terbaik ataupun dengan bertanya terhadap orang-orang yang dekat dengan orang yang kita pilih. 

Sekedar mengingatkan hadits Rasulullah SAW. Yang menyatakan ada empat kriteria yang harus dipilih yakni kecantikan/ketampanannya, hartanya, keturunannya dan agamanya. Dari keempat hal tersebut maka prioritaskan agamanya karena itulah yang akan membawa jalan pada kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
So bagi sekalian ikhwah yang sudah mampu bersegeralah jika belum maka sering-sering melakukan shaum untuk menolak gejolak hawa nafsu. SHALIHKAN DIRI dan PANTASKAN DIRI untuk menyempurnakan setengah Deen ini.




Disusun di : Asrama Mahasiswa Bina Tauhid Universitas Djuanda Bogor
Pada         : 2 Oktober 2012
Oleh          : Alfaqir Ilallah Samsam Nurhidayat (Mahasiswa Agribisnis UNIDA Bogor, Semester 7)



1 komentar: